Monday, December 18, 2017

SAAT INI ADALAH SAAT DAN MOMENT YANG TEPAT UNTUK MEMULAI DAN BERGERAK.

Sebagian besar petani-petani di Jawa Barat –Khususnya para Petani dalam lingkup Komunitas adat adalah para petani organik yang terbentuk secara tidak sengaja. Justru karena mereka tidak menjadi target atau berpartisipasi dalam “Revolusi Hijau” yang digalakan Pemerintah Era Orba dan mereka masih tetap melanjutkan metode pertanian tradisional. Di wilayah lain, para petani tidak lagi dapat membeli pestisida dan pupuk ketika harga melonjak sebagai akibat krisis ekonomi. Hal ini berarti bahwa argumen tentang pertanian organik telah mulai memiliki makna yang semakin berarti. Sehingga secara esensi sebenarnya Gerakan Komunitas menjadi lebih mudah karena para petani atau Praktisi Industri pertanian sudah mengalami sendiri dampak buruk revolusi hijau, sehingga secara sadar sebenarnya ingin segera membebaskan diri. Para Petani sekarang berkeinginan kuat keluar dari dominasi revolusi hijau – tetapi karena ketidakberdayaan dari ketergantungan terhadap pupuk kimia, pestisida dan bahan-bahan pertanian lainnya yang sejenis.
Meskipun demikian, kesadaran publik tentang apa yang disebut sebagai “Pertanian Organik” serta daya dukung konsumen terhadap tanaman organik masih sangat rendah. Di kita, khususnya di Subang. Karena prodak pertanian Organik masih mahal maka tidak mudah untuk mendapatkan orang yang mau membayar harga lebih tinggi bagi hasil organik,  jadi Prodak-prodak hasil pertanian masih ada dikalangan terbatas, atau kalangan menengah keatas. Hal inilah salah sebab utama program ini berhenti bergulir.
Untuk itu Komunitas mencoba mengangkat “Gerakan Granuma Project” tentang pertanian di masyarakat di mana pada saat bersamaan melaksanakan program-program praktis dengan kelompok-kelompok petani. Mereka adalah anggota-anggota komunitas atau kelompok binaan Komunitas.
Program ini bertujuan menyediakan kebutuhan komunitas, dimana Program  ini dimulai dengan penggunaan lahan disekitar pekarangan rumah , yang biasanya digunakan untuk menanam sayuran, bumbu-bumbu, tanaman apotik hidup dll. Selanjutnya, program ini kemudian berkembang dengan mencoba beberapa petak tanah yang dimiliki petani, atau tanah orang lain yang disewa bagi anggota komunitas atau binaan yang mau lebih serius mengembangkan untuk usaha. Produk-produk komuinitas dijual oleh Warung Komunitas (kelompok-kelompok atau anggota) yang dibentuk melalui program yang menggunakan sistem pengantaran secara langsung kepada konsumen atau anggota komunitas lain. Bisa dengan sistem barter atau dijual yang dengan demikian berupaya memotong jalur para perantara. Sehingga harga Bahan Pangan Organik selisih sedikit dari harga pasar tapi masih terjangkau. Memang lebih mahal sedikit dari harga Umum karena untuk tahap awal adalah untuk menutupi biaya rekonstruksi lahan atau pemulihan lahan pertanian. Rekonstruksi lahan ini  berdampak  pada menurunnya hasil produksi, dosis tambahan pupuk organik. Strategi sebagai upaya  perangsang petani penggarap agar mau menjalani kelanjutan projek ini. Adalah sangat tidak adil bagi kita membiarkan mereka berjuang sendirian. Sehinnga makin menarik teman-teman dan petani yg lain untuk bergabung.
Karena  kita yg mengupayakan secara mandiri dan bersama secara kolektif maka Prodak Pangan ini kemudian ditentukan perbedaan hargannya antara pasar tradisional dan harga supermarket. Target awal hasil produksi ini adalah menjual barang-barang ini kepada orang-orang Anggota komunitas Atau simpatisan , tetapi kemudian, dari mulut ke mulut, kita juga bisa menjual lebih banyak kepada ibu-ibu rumah tangga lain untuk membeli ke komunitas. Karena harga disini bersaing dan terjangkau maka pilihan menjadi prodak pertanian yang sehat dan murah menjadi lebih mudah.
Disisi lain ketika saya lihat banyak komentar mendapatkan komentar-komentar dari para petani tua dan konvensional yang tinggal berdekatan, saat mereka melihat Kita menggunakan Pupuk Organik, yang mengatakan “Kenapa menggunakan cara lama? Kami telah meninggalkannya bertahun-tahun yang lalu!”
Tapi Uniknya meskipun demikian, Petani-petani ini tertarik dengan kenyataan bahwa kita tidak perlu membayar mahal untuk bahan-bahan pupuk dan obat pestisida kimia dan kita bisa memotong jalur para perantara untuk menjual barang. Dalam pengalaman dilapangan, persoalan pertanian organik sangat membutuhkan pupuk organik dalam jumlah yang banyak dan bibit yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi keengganan petani beralih kepertanian organik, Oleh karena itu, sepanjang para petani tidak memiliki pupuk, dengan demikian, gagasan untuk Gerakan Pertanian menjadi hambatan.
Untuk itulah Komunitas Granuma Organik mencoba membangun sebuah sistem pertanian organik mudah dan Murah. Makanya Langkah awal harus berurusan terlebih dahulu dengan kebutuhan-kebutuhan dasar petani. Persoalannya mereka tidak bisa mendapatkan uang yang cukup dari kegiatan pertanian tersebut karena tanah mereka sangat terbatas.  Makanya Paragdigma mindset yang harus dirubah bahwa pertanian organik itu berbiaya mahal harus dikikis. Untuk itulah Komunitas perlu sebuah gerakan dan komunikasi dalam dialog yang berkelanjutan dengan para petani tentang kegunaan pertanian organik Serta sinergi dengan Warung Kumunitas yang menjual apa yang kita ingin kembangkan menjadi program yang lebih berkelanjutan.”
Ayo Mulai Kita Gulirkan bersama-sama dan Dukung Bersama.
Program ini bukan hanya sebatas sisi kepentingan Kesehatan saja, Tapi sebuah Tujuan Grand Design untuk mengembalikan lagi sisi kemanusian kita selaku manusia. Membangun kembali keretakan hubungan manusia dengan alam yang berujung pada kesejahteraan.
Kesejahteraan manusia, kesejahteraan lingkungan dan Bumi secara keseluruhan.
Salam Kemandirian.
GRANUMA PROJEK.
photo_2016-11-03_18-32-49
Iklan

1 comment: