Saturday, December 9, 2017

Workshop Public Relation " Literasi Media , Media Cetak VS Sosmed"

Literasi Media

MUNCULNYA berita hoaks menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya pertemanan, gesekan, bahkan sampai permusuhan. Hal itu sering kali dialami beberapa bahkan sebagian besar masyarakat sebagai konsumen informasi. Maka  untuk menghadapai hoaks perlu adanya literasi media, yaitu kemampuan menganalisis dan memfilter apakah informasi sebuah berita fakta atau bohong. Namun, pada kenyataannya masyarakat lebih memercayai media sosial ketimbang media mainstream atau media arus utama sepeti koran, radio, majalah, dan televisi.


Kita lihat data pengguna media Sosial diseluruh dunia makin meningkat dan masyarakt sangat tergantung pada sosial media ini kita lihat salah satu contohnya Pengguna facebook diseluruh dunia berjumlah sekitar 1,6 Milyar Pengguna. Woow Luar biasa Sekali.
Untuk indonesia sendiri pengguna aktif sosial media sekitar 74 Juta Orang atau sekitar 28% dari jumlah Penduduk Indonesia. Pengguna Facebook 65jt (2016), Twitter 50 Juta (2015), pengguna Instragam terbanyak ke 2 di Asia, dan ini terus bertambah jumlahnya.

Perkembangan Sosial Media saat ini tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi yang sangat pesat. Hal tersebut mengakibatkan media selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Padahal, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum dapat menggunakan media dengan tepat dan bijak. Faktor pendukung terbesar ialah kurangnya informasi mengenai penggunaan media, sementara media itu sendiri terus berkembang. Pada kesempatan kali ini, kami Dari Mahasiswa FIKOM UNSUB SUBANG mendapat undangan Workshop Literasi Media  yang dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2017 di UPI Bandung,  bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang peran dan fungsi media, khususnya dalam bijak dalam penggunaan Sosial Media. 

Karena  lebih dari 43 ribu media tersebar di seluruh Indonesia, tetapi hanya kurang dari 5.000 media dan situs daring online yang tercatat resmi dan memiliki keakuratan informasi yang diakui. Kebenaran penyebaran informasi atau berita di media sosial perlu dipertanyakan sebab banyak dari berita tersebut hanya berisi pendapat dari orang yang membuatnya dengan maksud dan tujuan tertentu, bahkan dengan tujuan perpecahan.


Menurut mekanisme penyebaran berita yang baik dan benar, sampainya berita pada konsumen harus melewati beberapa tahap dan penyaringan yang ketat. Dalam media arus utama, redaktur dan editor baru disaring dan  sampai pada pembaca. Namun, pentingnya literasi media kita bagiaman sikap pembaca dalam menerima berita dari pelbagai media tertutama Sosial Media .Wacana untuk menerapkan pembelajaran mengenai li¬terasi media apalagi bagi kita Mahasiswa FIKOM  dipandang sebagai upaya yang kelak akan menjadi solusi penyebaran hoaks yang merugikan.

Workshop dimulai dengan pemaparan  News Anchor, produser dan Koresponden Politik CNN Indonesia  Budi Adiputro yang memaparkan tentang bagaimana Jurnalisme Versus Sosial Media. Dalam menyampaikan materinya tentang literasi media, beliau  menekankan kita harus  “melek” media serta cerdas dalam menggunakannya. Acara dikemas dengan sangat menarik dan tidak “kaku” sehingga para peserta seminar yang seluruhnya ialah mahasiswa tidak bosan saat mendengarkan materi. Terlebih lagi, kami dituntut untuk selalu aktif dan kritis dalam menanggapi beberapa kasus yang dipaparkan dalam materi. 

“Keberadaan Sosial media  jika berita yang disampaikan maka termasuk kedalam Citizen jurnalism dimana masyarakat berperan aktif dalam proses pengumpulan, menganalisa, melaporkan dan menyebarkan berita” Paparnya. 

Workshop  hari ini meninggalkan kesan yang sangat baik kepada kami. yakni masyarakat Indonesia yang lebih baik, cerdas, dan beretika dalam bermedia.

No comments:

Post a Comment