Monday, December 18, 2017

BERHALA EMOSI 3

BERHALA EMOSI 3




Mungkin anda bertanya apa maksud dan berhala emosi. berhala adalah sesuatu yang yang kita sembah dan sesuatu yang kita agung-agungkan dan kita prioritaskan dalam bahasa agama disebut dengan tuhan atau ILLAH. Dalam hal ini memperturutkan emosi atau hawa nafsu yang hanya  cendrung kepada kesenangan. Ya benar, Titik tolak semuanya adalah manusia yang selalu mencari kesenangan, kesenangan dan kesenangan atau  sesuatu yang enak-enak.  Dan suatu kesenangan bila diperoleh tidak akan pernah puas. Dengan diumbarnya emosi maka secara langsung kita sudah mempertuhan hawa nafsu. Sesuai dengan firmannya :

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,(QS:Al-Furqaan:43)

Berhala atau tuhan wujudnya bisa nyata atau bisa juga abstrak. Inilah pertanyaan yang pertama kali ditanyakan di akhirat yaitu Siapa Tuhanmu? Bukan apa Tuhan mu? Kalau ditanya siapa tuhan kita, pasti semua bisa menjawab bahkan anak yang baru Sekolah dasar pun bisa menjawabnya yaitu Allah SWT, tapi apakah benar tuhan kita Allah ataukah yang lain. Jangan-jangan kita sudah tidak menuhannkan  Allah lagi. Inilah kalimat yang  pertama diucapkan dalam deklarasi sahadat kita yaitu kita mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah. Semua gerak dan tindakan kita harus bernilai ibadah termasuk juga dalam hal emosi ini, dimana titik tolak semua perbuatan adalah dalam pengendalian emosi ini harus sesuai dengan yang yang di ridhoi Nya dan bernilai ibadah, dimana ibadah semua yang kita lakukan, ucapkan dan pikirkan harus semata-mata karena Allah tanpa  syarat dan pamrih apapun. Sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia yaitu :

“Tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka mengabdikepada-KU(QS: Adz-Dzaariyaat:56)

Supaya mudah mari kita bahas definisi tuhan itu sendiri, sebetulnya definisi tuhan adalah sesuatu yang…., jadi definsi tuhan itu banyak sekali kita bahas lima saja dahulu mungkin dilain kesempatan bisa kita kaji lagi :

a.             Sesuatu yang kita cintai.
b.             Sesuatu yang di taati
c.             Sesuatu yang ditakuti
d.             Sesuatu yang diprioritaskan
e.             Sesuatu yang mampu memaksa kita melakukan sesuatu yang tidak sukai

Apakah benar yang kita cintai adalah Allah? Ataukah yang lain? Seperti penjelasan sebelumnya bahwa  cinta adalah perasaan senang atau ingin disenangkan atau perasaan memiliki dan ingin memiliki. Apakah harta, anak, istri, kekuasaan yang membuat anda senang dan membawa ketenangan, sehingga dalam hal mencari harta anda menghalalkan segala cara, jadi sudah jelas bahwa tuhankan kita bukan Allah lagi tapi yang lain. Apakah ada merasa kikir dan bakhil terhadap harta kita. Dan mengapa bila Allah mengambil  harta kita, anak-anak kita dan pasangan kita anda bersedih atau merasa kehilangan kalau kita benar-benar mencintai Allah. Bencilah apa yang Allah benci, cintailah apa yang Allah cintai kalau kita benar-benar mentuhankan Allah.
Begitu pula apa yang kita taati dan ditakuti apakah benar-benar Allah. Takutkah kita akan kemiskinan, takutkah kita menghadapi masa depan. Bila punya Materi senang, bila Materi hilang kita berkeluh kesah dan putus asa. Oh, ternyata kita sudah tidak bertuhankan Allah lagi. Apa yang kita prioritaskan apakah Allah atau yang lain. Dan apakah semua amal kita yang kita lakukan karena terpaksa atau karena betul ikhlas.
Karena kita memperturutkan hawa nafsu atau emosi kita bisa berakibat munculnya penyakit hati, yang bila sudah diderita manusia efek sangat berbahaya bagi masayarat atau orang disekitarnya seperti firman Allah :

 “Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.”(QS:An-Nuur:50)

 “Dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”(QS:Al-Baqarah:10)

Seperti yang dijelaskan pada ayat diatas mereka berbuat zalim dan melampaui batas disebabkan mereka berdusta, terutama berdusta pada dirinya sendiri, sehingga mereka diberi siksaan yang sangat berat di dunia apalagi di akhirat nanti yaitu di dunia berupa penderitaan bathin dan psikologis disebabkan mereka mempeturutkan emosinya. Di bawah ini contoh-contoh penyakit hati :

a.         Sombong

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.(QS:Lukman:18)


“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83)

Adalah perasaan yang membangga-banggakan diri. manusia bila mendapat kesenangan akan sombong, karena dibalik kesombongan itu ada kesenangan, contohnya punya rumah megah kita lihat orang memuji, membicarakan dan membuat orang iri, merasa diri paling beruntung, ingin berbeda dari orang lain,   itu ada sebuah kesenangan tersendiri. Hati-hatilah.

b.         Putus asa dan pasrah.

 “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83)

Perasaan menyerah terhadap keadaan. hati-hatilah putus asa juga sebuah kesenangan. Kenapa disebut sebuah kesenangan karena dengan putus asa muncul sikap diam diri tak mau berusaha karena gak-gak mau yang susah-susah. Karena berusaha dan sabar itu tidak enak,  maka cari aman saja dengan berdiam diri sambil bersedih dan meratapi nasib. Tinggal salahkan saja keadaan bahkan Allah juga ikut di salahkan  Simple bukan. Padahal  Allah tidak akan merubah nasib kalau kita tidak mau merubahnya sendiri.

c.    Dengki dan dendam

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS:An Nisaa’:32)

Adalah perasaan merasa teraniaya karena merasa diri benar dan selalu mementingkan egonya karena diri terlalu mencintai diri sendiri. Dan iri hati karena atas nikmat yang Allah berikan kepada yang lain. Dengki yang berkepanjangan menimbulkan dendam. Dan ternyata dendam juga sebuah kesenangan, karena kesenangan pada prinsipnya ingin kita selalu di ingat-ingat dan di ulang-ulang kenikmatannya, sehingga merasa diri paling teraniaya. Contohnya bila kita menyukai makanan yang enak-enak di suatu rumah makan, cendrung di ingat-ingat dan ingin diulang lagi kenikmatannya. Padahal untuk berusaha memaklumi orang lain itu sulit dan susah makanya cara yang aman dan gampang saja.  padahal segala sesuatu itu datangnya dari Allah baik yang enak atau pun tak enak,  Hati-hatilah

d.      Riya

“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya[297] kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”      (QS:An Nisaa:38)

Perasaan yang selalu haus akan pujian. Mengapa manusia pingin dipuji karena pujian tanda kehebatan diri. Mengapa pujian tidak lakukan ketika manusia melakukan kesalahan karena kesalahan adalah kelemahan diri. Dan kesalahan perlu alasan, ketika alasan kita tidak diterima,  maka kita akan bilang manusiawi, karena kesalahan harus terlihat wajar. Layakah manusia haus pujian, karena pujian ada kesenangan, kesenangan karena merasa diakui kehebatannya, kesuksesannya, kesalehannya dsb. Hati-hatilah. Karena segala Pujian hanya milik Allah saja.

e.      Buruk sangka

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran[690].Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”(QS:Yunus:36)

Adalah perasaan pikiran jelek terhadap sesuatu. Baik kepada sesama manusia atau pun kepada Allah. Buruk sangka adalah kesenangan, kesenangan karena tak mau  berpikir. Karena untuk mencari kebenaran perlu berpikir, sedangkan berpikir  adalah kesusahaan dan memerlukan waktu dan tenaga. Maka kita cari yang gampang-gampang saja. Dan kebenaran itu perlu pembuktian dan penelitian, dan itu adalah kesusahaan dan kesulitan.

Semua penyakit hati ini pada pakalnya adalah sifat manusia dari yang selalu mencari kesenangan yang terlalu memperturutkan hawa nafsunya. Padahal semua kesulitan dan kesusahan adalah gemblengan agar  kita kuat menghadapi kehidupan ini, dan sebagai wujud kasih sayang Allah.

No comments:

Post a Comment