Wednesday, December 27, 2017

Mengenal Sel Punca, Manfaat Dan Cara Penyimpanan Untuk Ramuan Seumur Hidup Bayi






 Alasan tersebut adalah :
1. Anda telah menyimpan sumber yang asli dari sel punca, yang dapat digunakan untuk terapi pengobatan ketika dibutuhkan

2. Membran tali pusat mengandung 2 jenis sel punca yang disebut sel punca Mesenkimal (MSC) dan sel punca Epitelial (EpsC).

3. Sel punca Mesenkimal (MSC) memiliki aplikasi potensial untuk perbaikan jaringan seperti stroke, gagal jantung, cedera tulang belakang

4. Sel punca Epitelial (EpsC) memiliki aplikasi potensial untuk perbaikan jaringan lunak seperti luka pada kulit, kelainan permukaan mata.

5. Dengan menyimpan membran tali pusat buah hati Anda,
dapat meningkatkan tingkat keberhasilan transplantasi darah tali pusat

Dapatkan informasi lengkap mengenai membran tali pusat dengan mengunduh paket informasi kami di : www.cordlife.co.id/in/mengunduh-paket-informasi

Yang berpikir mistis monggo, silahkan konsultasi ke dokter terdekat. Karena kalau "kata saya" pasti tidak relevan, toh saya bukan bergelar dokter.

Demikian artikel yang saya copas diatas, lengkap dengan sumbernya.

Pengolahan Sel Punca Atau Plasenta

Berapa ya biayanya mahalkah?

Seberapa mahalpun biaya untuk obat seumur hidup buah hati kita, maka mereka berhak mendapatkannya. akan tetapi kami juga menawarkan solusi alternatif metode pengolahan technologi super canggih yang dengan sengaja kami dedikasikan gratis karena kalau berbayar seharga program yang selama ini ada di bank plasenta ataupun metode lainnya butuh biaya puluhan hingga ratusan juta kabar baikinya bank plasenta sudah ada di Indonesia jadi tidak mestsi keluar negeri seperti pertamakali ada. dan kabar baik lagi kami tawarkan solusi pengolahan dan penyimpanan plasenta metode leluhur yang bisa disimpan sendiri dirumah.


Mau Tahu?

Mau Tau Ajah Apa Mau Tahu Banget?


Minat Jhubungi di no WA link : https://web.whatsapp.com/
Jangan lupa, Salam, sebutkan keperluan, sebutkan nama lengkap, asal, poto profil asli, dan poto ktp.

ditunggu yaa yang serius saja. Nuhun.


TEMUAN FAKTA DARI 15 ANAK PENGIDAP DIFTERI 13 VAKSIN DIFTERINYA LENGKAP

Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dapat temuan menarik saat menengok pasien difteri anak-anak di RSPI Sulianti Saroso. Ternyata ada 15 pasien anak-anak yang sebenarnya mendapat imunisasi lengkap.

Ketua KPAI Susanto bicara kepada wartawan setelah menengok pasien difteri anak-anak di RSPI, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017). Dia didampingi Komisioner KPAI Bidang Kesehatan, Sitti Hikmawatty, dan Kepala Bagian Bidang Medik RSPI Sulianti Saroso, dr Farida Harris.

Susanto menjelaskan kedatangan KPAI ke RSPI Sulianti Saroso untuk memastikan kondisi anak-anak pasien difteri dan pelayanan dari rumah sakit.





"Kita tahu di sini merupakan RS rujukan, sehingga kita ingin memastikan berapa jumlah anak yang terkena difteri. Tadi kita sudah dapat informasi dari pihak manajemen, ada 48 anak yang telah dirawat di sini," kata Susanto.

Susanto mengatakan dirinya sempat melihat para pasien yang dirawat di ruang isolasi dan berbincang dengan pihak keluarganya lewatintercom.

"Prinsipnya adalah kita ingin memastikan proses perawatan berjalan dengan baik. Kemudian ini juga akan menjadi titik masuk evaluasi terhadap layanan kesehatan sekaligus juga perwujudan kesehatan yang lebih baik," katanya.

Sedangkan Sitti Hikmawatty menjelaskan ada temuan menarik soal kondisi pasien difteri anak-anak di RSPI Sulianti Saroso. Ternyata, puluhan anak sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi lengkap.

"Nah yang menarik adalah, ketika kami coba telusuri tentang riwayat imunisasinya, ternyata dari 17 pasien, itu 2 orang yang tidak lengkap imunisasi dan yang 15 orang itu lengkap imunisasinya," kata dia.

"Ini akan jadi bahan kajian dan evaluasi kami, mengapa justru pada pasien-pasien yang mendapat imunisasi lengkap masih terdapat kasus ini. Itu salah satu yang titik poin yang akan kita coba telusuri kembali. Karena di situ banyak hal yang berperan mulai distribusi dan lain-lain, itu akan jadi PR yang perlu kita kembangkan," katanya. (hri/fdn)

difteri pasien difteri rspi sulianti saroso


Setelah Membaca Berita Diatas Timbul Pertanyaan Besar ADA APA DENGAN VAKSINASI DI INDONESIA?

Monday, December 18, 2017

JENIS-JENIS EMOSI

BERHALA EMOSI 2


JENIS-JENIS EMOSI

Pembagian jenis emosi menurut ilmu psikologi ada bermacam-macam tapi di sini kita bahas yang umum-umum saja yang masyarakat sudah biasa di kenal. Sudah kita ketahui bahwa Allah menciptakan segala sesuati baik di langit dan bumi selalu berpasang-pasangan. Contohnya ada baik, ada buruk, ada benar ada salah, ada siang dan ada malam. Semua yang Allah ciptakan berpasang-pasangan ini agar terjadi keseimbangan alam dalam bahasa agama disebut dengan“ Tawajun” sebab dengan keseimbangan ini oleh para ahli disebut dengan istilah Zero/nol . Begitu juga dalam masalah emosi Allah ciptakan berpasang-pasangan ada emosi positif ada emosi negative dan ada keseimbangan antara emosi negative dan positif yang disebut dengan Zero Mind.  Pendefinisian positif dan negatife ini tindak dalam kaca mata mana yang paling baik dan buruk karena kedua  emosi ini dibutuhkan, justru yang harus di cari adalah bagaimana mewujudkan keseimbangan antara kedua emosi itu. Seperti sebuah neraca/timbangan,  dimana disebut seimbangan bila antara jumlah keduanya adalah sama. Bila salah satu lebih berat kepada yang lain maka itu disebut dengan tidak seimbang. Seperti dalam firman Allah dalam Surat Al-Mulk ayat 3:
   Artinya : “ Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”  
Begitu juga dalam hal emosi bila kecendrungan emosi ini timpang atau tidak seimbang tidak perduli kepada yang positif atau yang negatif. Ketidak seimbangan ini bila terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan gangguan emosional yang tidak stabil yang menyebabkan tingkat stress yang tinggi dan dalam jangka waktu lama  dapat menyebabkan krisis kepribadian.  
Oleh karena itu tujuan penulisan buku ini adalah agar potensi emosi negatif dan positif dalam keadaan seimbang. Keseimbangan emosi ini lah yang sebenarnya di ajarkan Islam melaui Al-qur’an dan contoh-contoh aplikasinya yang di praktekan oleh jungjungan kita Nabi Muhamad SAW melaui hadist atau sunnahnya baik beliau contohkan berupa ucapan atau ajaran atau pun melalui keteladan. Karena jenis emosi  banyak sekali bahkan ada seorang ahli menyatakan ada puluhan bahkan mungkin lebih. Tapi penulis menyajikan emosi yang dominan dan pokok dimana emosi ini bisa berpengaruh atau menjadi jenis-jenis emosi yang lain yang merupakan kembangan dari emosi ini.
Seperti sudah dijelaskan sebelunya bahwa emosi terbagi tiga yaitu emosi Positif, negatif, dan Zero yang merupakan keseimbangan antara dua emosi itu tadi. Seperti table di  bawah ini :
POSITIF
ZERO
NEGATIF
Senang
Bahagia
Susah
Cinta
Ikhlas
Benci
Gembira
Syukur
Sedih
Berani
Tenang
Takut
Sayang
Sabar
Marah
           
Mari kita bahas emosi positif dan negatif saja untuk emosi Zero kita bahas pada Bab selanjutnya tentang manajemen pengendalian Emosi :

a.         Senang dan susah
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83)
Ayat diatas seperti penjelasan sebelumnya bila sifat manusia memiliki kecendrungan  salah satu sifat dengan yang lainnya lebih dominant akan mengakibatkan ketimpangan atau gangguan emosional yang cukup parah. Itulah sifat manusia bila mendapat kesenangan dia sombong, bila ditimpa kesusahan dia putus asa.
Timbul pertanyaan sebetulnya kesenangan dan kesusahan itu apa sih. Sebetulnya senang dan susah adalah masalah permainan pikiran atau persepsi kita. Kesenangan atau kesusahan adalah pikiran kita yang masih di belungggu oleh kacamata untung rugi, benar atau salah, baik dan buruk. Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila menguntungkan kita dan menganggap kesusahaan bila itu merugikan kita, Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila membenarkan  kita dan menganggap kesusahaan bila itu menyalahkan kita, Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila baik untuk kita dan menganggap kesusahaan bila itu buruk untuk kita.
Bila kita bisa melepaskan belenggu tadi itulah yang disebut dengan bahagia tadi. Sebab kadang persepsi kita tadi boleh jadi yang menurut kita baik belum tentu di mata Allah. yakinlah bahwa semua pemberian Allah baik menurut kaca Mata kita menguntungkan atau merugikan adalah kebaikan kita seperti dalam Firman Allah Surat Al-BAqarah ayat  216:  
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Yakinlah kesenangan itu adalah sebuah ujian bagi kita dan kesusahaan itu adalah gemblengan buat kita supaya  hidup kita lebih baik. Seperti dalam Firmannya :
“ Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar[1031].”(QS:An-Nuur:11).
Kita harus paham bahwa hidup kita adalah untuk beribadah dalam arti semua tindakan atau amal-amal kita hanya semata-mata kepada Allah saja tanpa pamrih dan syarat apapun bukan untuk mencari kesenangan, kalau hidup kita hanya untuk mencari kesenangan, maka tuhan kita sudah berganti bukan Allah lagi melainkan sebuah kesenangan. Juga  yakinlah dan pahaminya bahwa hidup kita di dunia hanya sementara saja dan ada yang lebih baik dari sebuah kesenangan.
Seperti dalam Firman Allah Surat Al-An’aam 32“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka[468]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
Ada ciri sesuatu itu adalah sebuah kesenangan yaitu sesuatu  yang di inginkan, bila yang diinginkan diperoleh dia senang dan bila tidak diperoleh dia merasa kesusahan. di inginkan. Jadi bisa disimpulkan bahwa kesenangan adalah sessuatu yang diinginkan . Untuk apa kesenangan yang dinginkan  itu bila sudah di peroleh :
1.         Untuk dinikmatinya
2.         Di ingat-ingat  
3.         Untuk diambil Manfaatnya
4.         Untuk diulanginya kembali
Kesenangan hidup didunia dalam Al-quran dalam surat Al-Imran ayat 14 :

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

“Dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya,(Qs:Ad-Dukhaan:44)

Ayat diatas menjelaskan  beberapa  kesenangan yang  di inginkan manusia adalah wanita/pria, anak dan harta yang banyak. Karena  ketiga kesenangan itulah  yang selalu ingin kita peroleh untuk dinikmati, diambil manfaatnya dan diulang-ulang kenikmmatinya bila ketiganya tidak kita peroleh maka kita akan merasa kesusahan..

b.  Cinta dan benci
Dua kata ini dikenal tapi banyak orang tak memahami akan kedalaman esensi cinta itu. Cinta adalah salah satun emosi dasar manusia, cinta  adalah salah satu emosi dan dimana  emosi itu adalah sebuah perasaan . Cinta yang dibicarakan disini bukanlah cinta dalam arti yang hakiki karena cinta yang hakiki adalah milik Sang Pemilik Cinta itu sendiri yaitu Allah SWT. Tapi ada setets cinta yang benar yaitu cinta yang dilandasi ketulusan yang akan kita bahas pada bab manajemen pengendalian emosi.
Emosi cinta, apa yang dirasakan dan bentuknya   seperti apa sih cinta itu. sebenarnya   Cinta adalah perasaan senang dan ingin disenangkan cambur baur dengan perasaan memiliki dan ingin memiliki. Hal apa saja yang membuat manusia senang dan ingin dimilikinya, yaitu harta, anak, wanita, kekuasaan. Seperti firman Allah :  
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(QS:Al-Imran:14)
 “Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”(Al-Imran:26)  
Perasaaan senang dan memiliki inilah yang disebut cinta . Contohnya cinta pada lawan jenis, merupakan perasaan ingin disenangkan oleh pasangan kita, dan pasangan kita adalah milik pribadi yang harus menyenangkan, pasangan yang tidak menyenangkan di benci, di musuhi dan dicemburui. Kitalah yang selalu benar, dan pasangan yang salah, merasa harus dipentingkan, dihargai, dan didahulukan dari apapun dan siapapun. Ketika pasangan kita memaksakan kehendak pada kita, sedangkan kita kalah daya dan kuasa maka orang lain lah yang disalahkan sehingga menimbulkan kebencian dan kesedihan.
Begitu pun kepada harta akan ada perasaan memiliki dan senang, karena dengan harta yang banyak, dia bisa mengambil manfaat dan membeli kesenangan-kesenangan, dan kesenangan adalah sesuatu yang enak-enak, baik benda hidup maupun mati, baik yang nyata maupun yang abstrak. Untuk itulah harta dicintai. Bersusah-payah untuk mencari harta, siang malam untuk mencarinya karena ada kesenganan dalam mendapatkan hartanya dan menghitung-hitungnnya. Setelah terkumpul banyak bisa dibanggabangakan.
Begitupun kekuasaan banyak dicari karena dengan “kekuasaan” kita bisa mengendalikan menguasai siapapun atau apapun. Kekuasaan di keluarga misalnya, kitalah yang harus dihargai, dihormati atau di puja, jadi ada kesenangan dibalik kekuasaan itu. Oleh sebab itu maka kekuasaan begitu dicintai manusia. bila tidak dapat maka timbulah rasa benci.

c.  Sedih dan gembira
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."(QS: Fushshilat:30)

Sedih dan gembira adalah kelanjutan dari emosi cinta dan Benci . Sedih adalah perasaan kehilangan atau perasaan tak memiliki apa-apa, sedangkan gembira adalah perasaan memiliki segalannya. Kesedihan adalah sesuatu yang hilang yang terjadi pada masa lalu, sedangkan takut adalah perasaan kehilangan sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Takut dan sedih inilah dalam ayat diatas menjadi tolak ukur keimanan seseorang seperti dijelaskan pada ayat diatas. Kehilangan ini refleksi dari terlalu mencintai sesuatu, dan sesuatu itu seperti pada ayat sebelumnya yaitu kecintaaan akan harta, anak, wanita(pasangan), dan kekuasaan. Dan perasaan kehilangan semua itu maka timbulah penyesalan , lalu munculah tangisan sebagai wujud refleksi dari kesedihan itu sendiri
Sedih sebetulnya adalah iba diri/ menangisi diri sendiri . Contohnya : kendaraan kita hilang di curi orang. Apa sebetulnya yang kita tangisi? Apakah kendaraan atau diri kita sendiri yang tak memiliki kendaraan lagi? Ditinggalkan pasangan atau disakiti pasangan, siapakah sebetulnya di tangisi? Apakah pasangan kita atau diri sendiri yang karena merasa kehilangan atau merasa teraniaya? Anak kita atau orang tua kita meninggal, siapakah yang kita tangisi? Apakah Orang tua kita atau anak kita? Ataukah  diri sendiri  yang merasa kehilangan?
Kesedihan dan kegembiraan adalah selalu datang silih berganti. Bergembira karena merasa memiliki segalannya. Begitu kepemilikan diambil timbulah kesedihan. Didapat lagi bergembira lagi, diambil lagi bersedih lagi. Itulah manusia.. Kesedihan  sebetulnya menunjukan kelemahan, sedangkan kelemahan adalah pilihan untuk selalu kalah, kalah menghadapi kenyataan dan kehidupan. Padahal sebetulnya harta dan anak adalah ujian. Yakinlah semua itu adalah ujian seperti Dalam Al-qur’an:  
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS:Al-Anfal:28)

d.  Berani dan Takut
Takut adalah sebuah perasaan. Perasaan khawatir, cemas dan sesuatu yang akan terjadi di masa depan . Takut muncul karena kita tak memiliki kemampuan, kamampuan untuk menghadapi resiko  dan masalah. Takut karena kita terlalu mencintai, karena mungkin sesuatu yang kita cintai akan hilang dimasa depan. Keberanian adalah perasaan siap untuk menghadapi masa depan. Karena kita merasa memiliki kemampuan, kemampuan untuk menghadapi resiko dan masalah. Takut menimbulkan keberanian dan keberanian menimbulkan ketakutan. Takut dan berani adalah dua sisi mata uang sifat manusia. Bila muncul rasa takut dia putus asa, bila muncul berani dia akan takabur.
Ketakutan adalah permainan pikiran. Pikiran membayangkan Sesuatu   yang buruk yang akan terjadi. Karena kita tau mau kegagalan, tak mau menghadapi masalah, dan resiko padahal masalah, kegalalan dan adalah keniscayaan.
Takut juga karena kehilangan harta, anak, istri, dan kekuasaan. Keempat paktor inilah yang ditakutkan manusia dan manusia berani dengan berbagai cara untuk mendapatkannya.  
e.  Marah dan Sayang
Marah dan sayang adalah perasaan pengharapan sesuatu yang harus sesuai dengan apa yang di inginkan/harapkan Marah timbul jika sesuatu tidak sesuai dengan harapan . Sayang timbul jika sesuatu sesuai dengan harapan . Kemarahan kepada apa? Kepada anak, harta,  pasangan dan karena kekuasaan.
Contohnya :
Pada anak kita kita harus selalu ditaati ,diprioritaskan, dihargai ,ditakuti ,di ikuti semua keinginan kita bila tidak di ikuti muncul kemarahan, bila di ikuti muncul rasa sayang. Padahal marah dan sayang ternyata ada pamrih dibalik itu tanpa disadari oleh kita.  Timbul pertanyaan pamrihnya apa  “ya ketaatan dan penghargaan itu tadi”.
Expresi marah tergantung situasi dan kondisi. Marah cendrung di ekpresikan kepada yang lebih lemah kepada kita. Contohnya orang tua kepada anaknya, atasan kepada bawahannya. Sedangkan kemarahan kepada orang yang lebih kuat  kita tahan. Karena kita takut bila expresikan akan berakibat buruk pada kita, biasanya diekpresikan dengan gunjingan, penahan emosi marah kepada yang lebih kuat  cendrung ditunjukan ketidaksukaan yang lama-lama muncul sifat dendam yang suatu waktu dapat meledak.
Ekpresi marah diekpresikan bisa Verbal bisa juga non Verbal. Orang marah bisa dilihat dari:
•           Suarannya meninggi
•           Perilaku fisik seperti melempar, memukul bahkan diam
•           Expresi muka cemberut, membuang muka dsb
•           Dirasakan pribadi muka merah, jantung berdetak kencang disertai nafas yang tersengal-sengal.
Begitupun ekpresi sayang bisa juga non Verbal. Orang sayang  bisa dilihat dari :
•           Suarannya merendah dan halus
•           Perilaku fisik seperti memeluk, mengusap, mengelus dsb
•           Expresi muka senyum dan penuh perhatian
 Ternyata sayang dan marah itu ada pamrih di baliknya yaitu yang halus sesuai apa yang diinginkan dan di harapkan . Contoh pada ayat di bawah ini :
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah”.(QS:An-Nahl:58)  
Pada ayat ini dijelaskan sesorang yang telalu berharap kelahiran anak laki-laki maka bila dia diberi anak perempuan di marah-marah. Bisa pada istrinya, keadaan, bahkan kepada Sang Pencipta.  
Contoh lain dalam hal pembagian Zakat:
 Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah “ .(QS:At-Taubah:58)  

Bersambung ke Bahasan ke 3 :
Berhala Emosi  / Sang Penyembah Emosi

BERHALA EMOSI 3

BERHALA EMOSI 3




Mungkin anda bertanya apa maksud dan berhala emosi. berhala adalah sesuatu yang yang kita sembah dan sesuatu yang kita agung-agungkan dan kita prioritaskan dalam bahasa agama disebut dengan tuhan atau ILLAH. Dalam hal ini memperturutkan emosi atau hawa nafsu yang hanya  cendrung kepada kesenangan. Ya benar, Titik tolak semuanya adalah manusia yang selalu mencari kesenangan, kesenangan dan kesenangan atau  sesuatu yang enak-enak.  Dan suatu kesenangan bila diperoleh tidak akan pernah puas. Dengan diumbarnya emosi maka secara langsung kita sudah mempertuhan hawa nafsu. Sesuai dengan firmannya :

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,(QS:Al-Furqaan:43)

Berhala atau tuhan wujudnya bisa nyata atau bisa juga abstrak. Inilah pertanyaan yang pertama kali ditanyakan di akhirat yaitu Siapa Tuhanmu? Bukan apa Tuhan mu? Kalau ditanya siapa tuhan kita, pasti semua bisa menjawab bahkan anak yang baru Sekolah dasar pun bisa menjawabnya yaitu Allah SWT, tapi apakah benar tuhan kita Allah ataukah yang lain. Jangan-jangan kita sudah tidak menuhannkan  Allah lagi. Inilah kalimat yang  pertama diucapkan dalam deklarasi sahadat kita yaitu kita mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah. Semua gerak dan tindakan kita harus bernilai ibadah termasuk juga dalam hal emosi ini, dimana titik tolak semua perbuatan adalah dalam pengendalian emosi ini harus sesuai dengan yang yang di ridhoi Nya dan bernilai ibadah, dimana ibadah semua yang kita lakukan, ucapkan dan pikirkan harus semata-mata karena Allah tanpa  syarat dan pamrih apapun. Sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia yaitu :

“Tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka mengabdikepada-KU(QS: Adz-Dzaariyaat:56)

Supaya mudah mari kita bahas definisi tuhan itu sendiri, sebetulnya definisi tuhan adalah sesuatu yang…., jadi definsi tuhan itu banyak sekali kita bahas lima saja dahulu mungkin dilain kesempatan bisa kita kaji lagi :

a.             Sesuatu yang kita cintai.
b.             Sesuatu yang di taati
c.             Sesuatu yang ditakuti
d.             Sesuatu yang diprioritaskan
e.             Sesuatu yang mampu memaksa kita melakukan sesuatu yang tidak sukai

Apakah benar yang kita cintai adalah Allah? Ataukah yang lain? Seperti penjelasan sebelumnya bahwa  cinta adalah perasaan senang atau ingin disenangkan atau perasaan memiliki dan ingin memiliki. Apakah harta, anak, istri, kekuasaan yang membuat anda senang dan membawa ketenangan, sehingga dalam hal mencari harta anda menghalalkan segala cara, jadi sudah jelas bahwa tuhankan kita bukan Allah lagi tapi yang lain. Apakah ada merasa kikir dan bakhil terhadap harta kita. Dan mengapa bila Allah mengambil  harta kita, anak-anak kita dan pasangan kita anda bersedih atau merasa kehilangan kalau kita benar-benar mencintai Allah. Bencilah apa yang Allah benci, cintailah apa yang Allah cintai kalau kita benar-benar mentuhankan Allah.
Begitu pula apa yang kita taati dan ditakuti apakah benar-benar Allah. Takutkah kita akan kemiskinan, takutkah kita menghadapi masa depan. Bila punya Materi senang, bila Materi hilang kita berkeluh kesah dan putus asa. Oh, ternyata kita sudah tidak bertuhankan Allah lagi. Apa yang kita prioritaskan apakah Allah atau yang lain. Dan apakah semua amal kita yang kita lakukan karena terpaksa atau karena betul ikhlas.
Karena kita memperturutkan hawa nafsu atau emosi kita bisa berakibat munculnya penyakit hati, yang bila sudah diderita manusia efek sangat berbahaya bagi masayarat atau orang disekitarnya seperti firman Allah :

 “Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.”(QS:An-Nuur:50)

 “Dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”(QS:Al-Baqarah:10)

Seperti yang dijelaskan pada ayat diatas mereka berbuat zalim dan melampaui batas disebabkan mereka berdusta, terutama berdusta pada dirinya sendiri, sehingga mereka diberi siksaan yang sangat berat di dunia apalagi di akhirat nanti yaitu di dunia berupa penderitaan bathin dan psikologis disebabkan mereka mempeturutkan emosinya. Di bawah ini contoh-contoh penyakit hati :

a.         Sombong

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.(QS:Lukman:18)


“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83)

Adalah perasaan yang membangga-banggakan diri. manusia bila mendapat kesenangan akan sombong, karena dibalik kesombongan itu ada kesenangan, contohnya punya rumah megah kita lihat orang memuji, membicarakan dan membuat orang iri, merasa diri paling beruntung, ingin berbeda dari orang lain,   itu ada sebuah kesenangan tersendiri. Hati-hatilah.

b.         Putus asa dan pasrah.

 “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83)

Perasaan menyerah terhadap keadaan. hati-hatilah putus asa juga sebuah kesenangan. Kenapa disebut sebuah kesenangan karena dengan putus asa muncul sikap diam diri tak mau berusaha karena gak-gak mau yang susah-susah. Karena berusaha dan sabar itu tidak enak,  maka cari aman saja dengan berdiam diri sambil bersedih dan meratapi nasib. Tinggal salahkan saja keadaan bahkan Allah juga ikut di salahkan  Simple bukan. Padahal  Allah tidak akan merubah nasib kalau kita tidak mau merubahnya sendiri.

c.    Dengki dan dendam

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS:An Nisaa’:32)

Adalah perasaan merasa teraniaya karena merasa diri benar dan selalu mementingkan egonya karena diri terlalu mencintai diri sendiri. Dan iri hati karena atas nikmat yang Allah berikan kepada yang lain. Dengki yang berkepanjangan menimbulkan dendam. Dan ternyata dendam juga sebuah kesenangan, karena kesenangan pada prinsipnya ingin kita selalu di ingat-ingat dan di ulang-ulang kenikmatannya, sehingga merasa diri paling teraniaya. Contohnya bila kita menyukai makanan yang enak-enak di suatu rumah makan, cendrung di ingat-ingat dan ingin diulang lagi kenikmatannya. Padahal untuk berusaha memaklumi orang lain itu sulit dan susah makanya cara yang aman dan gampang saja.  padahal segala sesuatu itu datangnya dari Allah baik yang enak atau pun tak enak,  Hati-hatilah

d.      Riya

“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya[297] kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”      (QS:An Nisaa:38)

Perasaan yang selalu haus akan pujian. Mengapa manusia pingin dipuji karena pujian tanda kehebatan diri. Mengapa pujian tidak lakukan ketika manusia melakukan kesalahan karena kesalahan adalah kelemahan diri. Dan kesalahan perlu alasan, ketika alasan kita tidak diterima,  maka kita akan bilang manusiawi, karena kesalahan harus terlihat wajar. Layakah manusia haus pujian, karena pujian ada kesenangan, kesenangan karena merasa diakui kehebatannya, kesuksesannya, kesalehannya dsb. Hati-hatilah. Karena segala Pujian hanya milik Allah saja.

e.      Buruk sangka

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran[690].Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”(QS:Yunus:36)

Adalah perasaan pikiran jelek terhadap sesuatu. Baik kepada sesama manusia atau pun kepada Allah. Buruk sangka adalah kesenangan, kesenangan karena tak mau  berpikir. Karena untuk mencari kebenaran perlu berpikir, sedangkan berpikir  adalah kesusahaan dan memerlukan waktu dan tenaga. Maka kita cari yang gampang-gampang saja. Dan kebenaran itu perlu pembuktian dan penelitian, dan itu adalah kesusahaan dan kesulitan.

Semua penyakit hati ini pada pakalnya adalah sifat manusia dari yang selalu mencari kesenangan yang terlalu memperturutkan hawa nafsunya. Padahal semua kesulitan dan kesusahan adalah gemblengan agar  kita kuat menghadapi kehidupan ini, dan sebagai wujud kasih sayang Allah.

BERHALA EMOSI by Tedi Sutendar

BERHALA EMOSI 

Penulis Tedi Sutendar



BAB I
BAGAIMANA EMOSI ITU MUNCUL

Mengenal kata Emosi pikiran orang identik dengan kata marah atau emosi marah. Padahal menurut kajian ilmu jiwa atau psikologi, emosi bukan hanya emosi marah saja. Timbul pertanyaan apakah emosi itu? menurut pakar ahli jiwa bahwa emosi secara sederhana dapat dijelaskan bahwa emosi itu adala SEBUAH PERASAAN.  Dan perasaan itu munculnya dari mana? Apakah dari dalam diri manusia ? ataukah dari luar manusia? Pada buku ini akan mengenal emosi, sebab kemunculannya, jenis-jenis emosi dan manajemen pengendalian emosi. Semuanya itu akan kita bahas menurut kajian dan pandangan islam.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa emosi adalah sebuah perasaan, dan perasaan itu muncul atas respon kita atas sesuatu kejadian atau peristiwa yang terjadi, baik peritiwa yang berupa audio/suara , visual/gambar, gerak/kinesik atau gabungan ketiganya. Input dari luar  itu direspon dan diproses oleh otak berdasarkan pengalaman atau pengetahuan orang yang bersangkutan lalu hasil respon tadi dikeluarkan menjadi wujud-wujud ekpresi emosi.seperti : marah, benci, sedih, gembira takut dsb.
Jadi kaalu kita kaji dan pernyataan di awal emosi itu muncul dari dalam diri manusia atau luar dir manusai? Ini sebenarnya mudah di jawab, berdasarkan penjelasan diatas bahwa emosi itu muncul karena respon atau atas suatu kejadian atau peristiwa. Maka sudah jelas bahwa emosi muncul dari dalam  diri manusia, memang  faktor pemicu atau penyebabnya dari luar diri manusia. Peristiwa yang berupa objek audio, visual, kinesik atau gabungan ketiganya adalah tidak bermakna. Manusialah yang memberi makna atau nilai itu sendiri, biasanya berupa ekpresi-ekpresi emosi.
Supaya mudah penulis akan memberikan sebuah contoh yang sederhana apakah emosi itu muncul dari dalam diri manusia atau luar diri manusia? Sehingga pembaca dapat menganalisa dan mengkaji apakah pernyataan penulis benar atau tidak?
” Bayangkan ada sedang asyik membaca buku ini di taman kota yang asyik dan nyaman, sambil menikmati kicauan burung, angin bertiup sepoi-sepoi. Anda duduk di bawah pohon rindang. Ditengah taman anda melihat banyak orang berlalu-lalang, banyak orang bercengkrama, ada juga orang tua yang bermain dengan anaknya.
Coba emosi apakah yang anda rasakan? Coba berhenti sejenak membaca buku ini, bayangkalah atau visulisasikan seolah-olah anda mengalaminya sendiri.?
”Cerita kita lanjutkan kembali, tiba-tiba dari kejauhan anda , melihat wanita cantik yang belum anda kenal menghampiri anda, dia berjalan-jalan perlahan kepada and, sekilas anda melihat bahwa gadis itu kulitnya putih, hidungnya mancung dan jilbaba putihnya  yang panjang meliuk-liuk di ditiup angin semakin menambah kecantikannya.”
Sekarang emosi apakah yang anda rasakan ?
” Cerita kita lanjtukan kembali, tanpa anda sadari gadis itu sudah berada di hadapan anda, lalu melemparkan senyum yang sangat manis, jantung anda berdetak sangat kencang dengan gemetar anda pun membalas senyumnya. Tiba-tiba sekoyong-koyong gadis itu meludahi muka anda 3 kali persis di hidung anda”
Sekarang Emosi apakah yang anda rasakan?
” Darah anda mendididih karena sangat marah, anda merasa sangat dilecehkan anda hendak menamparnya, tapi gadis itu malah tersenyum dengan sangat manis dan berkata :” Aku Mencintai Kamu ”. Anda tersentak Kaget tak mampu berkata-kata, dengan terbata-bata anda bertanya :” Kalau kau mencintaiku mengapa kau meludahik”
”Justru Karena aku cinta makanya aku meludahi mu!”
”Aku tak mengerti ucapanmu”
Gadis itu menjawab masih dengan senyumnya yang menawan:” Mungkin kau tidak paham dan tidak tahu bahwa aku sebenarnya berasal dari sebuah suku di daerah terpencil, menurut tradisi dan kebiasaan masyarakat kami bahwa meludahi pasangan sebanyak 3 x  itu bahwa kami sangat hormat dan mencintai dengan sangat dalam>”
Emosi apa yang anda rasakan?
Anda akan merasa heran mengapa emosi anda berpindah-pindah dari suatu emosi ke emosi lainnya secara tiba-tiba mengikuti peristiwa atau kejadian yang kita alami.
Pada peristiwa yang pertama mungkin yang anda rasakan campur aduk antara tenang, nyaman, indah dan damai.
Pada peristiwa yang kedua mungkin yang anda rasakan tertarik, kagum.
Pada peristiwa yang ketiga mungkin muncul emosi cinta dan mungkin anda mengira bahwa cinta anda tidak  bertepuk sebelah tangan, karena gadis itu tersenyum kepada anda.
Tapi sekoyong-koyong ada peristiwa yang keempat gadis itu meludahi anda, anda mungkin marah, kalut, dongkol, heran,  jengkel dsb. Campur aduk menjadi satu. Cinta berubah menjadi benci hanya dalam hitungan detik saja. Anda berpikir dosa apa yang anda lakukan hingga gadis itu begitu membenci anda?
Pada peristiwa kelima mungkin emosi cinta itu muncul kembali,  disertai rasa heran dan lucu atas kebiasaan masyarakat itu dan mungkin anda akan berusaha untuk memakluminya.
Mari kita bahas  sama-sama. Anda heran mengapa rentetan alur peristiwa atau kejadian tadi itu bisa begitu cepatnya mengubah-ubah emosi anda dengan sangat cepatnya bahkan mungkin dalam hitungan detik saja. Seperti sudah dijelaskan sebelumnnya bahwa emosi itu muncul atau respon kita terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi. Nah respon itu muncul dari pengalaman dan pengetahuan yang terekam dalam memori otak anda sejak dari kecil yang merupakan respon alam bawah sadar anda.
Mengapa penulis berani berkata demikian  karena emosi itu sebenarnya diajarkan baik oleh lingkungan, orang tua yang biasanya sudah mendarah daging dan mengakar kuat.  Jadi emosi itu ajaran budaya bukan ajaran agama, pelajaran yang bisa kita petik dari peritiwa diatas kita ambil contoh emosi marah saja. Marah karena kita diajarkan untuk marah. Contoh meludahi orang itu dianngap sebuah penghinaan, kita menganggap sebuah penghinaan karena budaya kita di indonesia khususnya di sunda itu tanda sebuah penghinaan berat. Tapi bila meludahi muka orang itu dianngap sebuah penghormatan dan tanda cinta yang dalam yang seperti kejadian yang dicontohkan diatas tentu kita akan memakluminya. Budaya itu sudah mengakar kuat dan susah untuk dihilangkannya
Yang bisa ditarik kesimpulan, emosi itu muncul karena beberapa sebab :
1.    Di ajarkan oleh lingkungan dan keluarga. Biasanya nilai-nilai yang dianut oleh keluarga atau budaya atau suatu adat istiadat atau  kepercayaan yang sudah kuat contohnya : Rasa takut hantu/setan yang dimunculkan karena pengajaran tua atau pengajaran lingkungan. Karena terus menerus diajarkan berulang-ulang lama-lama terekam sangat kuat di memori alam bawah sadar.
2.    Pembelajaran dari interaksi lingkungan dan keluarga.  anak secara aktif belajar meniru apa yang sudah dilakukan oleh kedua orang tuanya dan lingkungan sekitarnya. Bagaimana orang tua mengendalikan emosi, mengekpresikan emosi, dan sebagainya. Ini yang sebenarnya  yang sebenarnya yang paling dominan mempengauhi tingkat kecerdasan emosi seorang anak. Tahap-tahap ini biasanya dialami seorang anak sampai anak itu menjelang kedewasaannya.
Untuk orang tua harus menciptakan lingkungan nyaman ditengah keluarga. anak yang diasuh dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang Insya Allah bila dewasa nanti akan memiliki kepribadian yang baik dan bisa mengendalikan emosinya.  Benbeda dengan anak yang diasuh dilingkungan keluarga yang tidak nayaman dan penuh tekanan  akan berakibat terguncangnya jiea anak yang mempengaruhi emosionalnya yang bila dewasa nanti akan menjadi pribadi-pribadi yang labil.
3.    Pengalaman.  Ini terjadi bila anak sudah menjadi atau menjelang dewasa. Pengalaman yang baik atau traumatis  di masa ini bisa mengakibatkan  perubahan dan tingkat emosinya. Apabila tekanan emosi berlangsung pada waktu yang lama akan merunbah anak menjadi temperamental, dan lama-lama akan dapat menjadi sebuah kepribadian.

Oleh karena itu kita selaku muslim agama kita adalah islam. Karena agama itu adalah aturan gawe manusia,  yang artinya setiap tindak dan tanduk dan hidup manusia harus sesuai dengan  aturan. Karena agama kita islam dimana gawe atau tindak tanduk kita harus sesuai dengan islam itu tadi, bukan ajaran atau agama budaya. Sekarang kita tinggal pilih mau mengikuti ajaran agama budaya atau ajaran islam, itu terpulang kepada kita masing-masing.
Nah dalam buku ini akan dibahas seluk beluk emosi dan bagaiman cara atau menajemen pengendalian emosi. Buku ini adalah buku praktek dan perlu di amalkan dan perlu latihan terus menerus sehingga kita menjadi ahli dalam manajemen pengendalian emosi kita. Yang Insya Allah akan berguna dalam meningkatkan kualitas ibadah sosial kita. Amin
L


Sat, 5 Dec 2009 @01:00